Ketum Partai Ummat Ingatkan Kesiapan 4 Hal Ini untuk Percepatan Transformasi Digital
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi memberi apresiasi atas niat Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat transformasi digital. Namun sebagai seorang anak bangsa yang mendalami studi teknologi digital dan AI, Ridho mengingatkan beberapa hal untuk diantisipasi, terutama dari aspek kesiapan.
“Pertama, transformasi digital hanya akan berhasil jika dan hanya jika manusianya siap, dan sistemnya siap,” ujar master di bidang AI dari dua kampus, Universitas Johannes Keppler Linz dan Universitas Teknik Ceko ini.
Ia menjelaskan, manusia dikatakan siap melakukan transformasi digital, jika memiliki pengetahuan digital dan etika digital yang cukup. Selain itu, sistem digital juga harus yakni dengan ditunjang infrastruktur digital yang mumpuni,regulasi digitalisasi yang suportif sekaligus protektif,
“Yang terakhir, adanya integrasi antara kesiapan manusia dan sistem, serta ketegasan dalam hal implementasi,” kata Ridho yang juga doktor di bidang data science and machine learning Universitas Radboud, Belanda.
Menurutnya, kesiapan setiap aspek itu harus terintegrasi. Kalau manusianya tidak siap, transformasi digital tersebut akan mubazir alias mangkrak, atau menjadi suatu transformasi digital yang tidak beretika. “Kita sudah melihat banyak tanda-tandanya saat ini,” ujarnya.
Sementara jika sistemnya yang tidak siap, kita akan terjajah oleh infrastruktur digital asing, produk digital asing, bahkan regulasi digital asing. Tanpa disadari, menurut Ridho, kita sesungguhnya sudah memasuki era penjajahan digital. “Kalau kedua hal itu belum siap, transformasi digital hanya akan jadi mimpi di siang bolong,” katanya.
Untuk itu, beberapa langkah harus dilakukan. Pertama, dari aspek SDM, manusia-manusia pelaku transformasi digital harus diperkuat dan diperluas literasi digitalnya melalui materi yang edukatif dan berkelanjutan.
Adapun sistem digital juga wajib disiapkan dengan baik lewat infrastruktur digital dan aturan pendukungnya, seperti jaringan internet milik sendiri, pusat data milik sendiri, aplikasi milik sendiri atau buatan anak bangsa, yang datanya ada di Indonesia dan sepenuhnya dilindungi.
“Tutup jalur-jalur digital judi online, pinjol, pornografi, lakukan sensor berita hoaks, konten negatif, konten flexing, dan konten tidak berfaedah lainnya yang merusak otak,” tegasnya.