E-VOTING BLOCKCHAIN BISA MENEKAN ANGGARAN PEMILU HINGGA 88 TRILIUN RUPIAH
Skema e-voting blockchain itu bisa menekan anggaran pemilu jumbo Pemilu 2024 hingga Rp88 triliun dari total sebelumnya yang sempat diusulkan mencapai Rp110 triliun. Postur anggaran Rp76 triliun di KPU, Rp46 triliun di antaranya diperuntukkan untuk honor tim ad hoc. Kemudian Rp16 triliun sebagai anggaran tinta, kertas, dan semacamnya.
Skema e-voting blockchain, tak memerlukan Tempat Pemungutan Suara (TPS) sehingga bisa meniadakan peran tim ad hoc. Juga, bisa menghemat pengeluaran Bawaslu sampai 80% dari total Rp33 triliun, itu dikarenakan pengawasan e-voting blockchain berbasis sistem.
Keunggulan lain dari mekanisme e-voting blockchain untuk pemilu yakni keamanan yang lebih baik ketimbang pemungutan suara konvensional. Negara maju seperti Jerman, katanya, telah beralih ke mekanisme ini menyusul munculnya isu transparansi dan keamanan dari cara konvensional.
Berikut tanggapan para ahli terkait hal ini pada obrolan minggu sore yang dihadiri oleh Ketua Umuam Partai Umum “Ridho Rahmadi” dan beberapa pakar blockchain di Indonesia, juga diramaikan oleh NIU Band dan Muslim Rapper “Wazzilah” pada event ZOOM TALKSHOW, 24 JUNI 2022 dengan tema “BLOCKCHAIN UNTUK MASA DEPAN PEMILU & DEMOKRASI INDONESIA” yang diselengarakan secara umum dan diprakasai oleh Hizriyanda Putra sebagai Host di acara online tersebut :