Digagas Partai Ummat, Parpol Islam Bangun Kekuatan Bersama
Perwakilan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Masyumi dan Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) hadir dalam “Sarasehan Kebangsaan dan Keummatan” yang digelar oleh Partai Ummat di Jakarta Sabtu (7/12/2024).
Dalam diskusi bertajuk tajuk “Membangun Kekuatan Ummat, Menyongsong Indonesia Emas” dan
dipandu oleh Ustad Sambo ini, partai-partai Islam tersebut berupaya untuk mencari jalan bersama agar menjadi kekuatan politik Islam ke depan, terutama di lembaga eksekutif dan yudikatif.
PDRI mendukung gagasan tersebut. “PDRI sebagai partai yang di awal pendirianya sudah dicurigai pemerintah dengan penangkapan saya, akan bergabung ke Partai Ummat agar nantinya dakwah bisa kita jalankan di level elite. Banyak yang ketakutan dengan hal ini, sampai sampai saya dituduh teroris yang ternyata tidak terbukti di pengadilan,” jelas Faridh Okbah, Ketua Umum PDRI.
Faridh menguraikan ada enam cara agar parpol Islam bisa menang, yaitu melalui kekuatan ideologi yang mampu mengalahkan politik uang, soliditas pengurus, militansi kader partai, dukungan dari civil society seperti dari LSM dan ormas, media yang kuat, dan logistik. “Bersama saja belum tentu menang, apalagi sendiri-sendiri,” ujar Faridh.
Perwakilan PKS, Al Muzammil Yusuf, juga menyambut baik usaha untuk terus membangun kekuatan politik Islam, apalagi adanya figur pemersatu seperti Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais.
“Sosok Pak Amien Rais sebenarnya sangat dekat dengan pak Prabowo, sehingga kita harapkan dapat memberikan masukan yang baik untuk perjalanan bangsa ke depan,” kata Al Muzammil Yusuf.
PKS juga berharap makin banyak partai Islam yang masuk parlemen, sehingga dapat mengawal agenda nasional ke depan. Senada dengan yang lain, Partai Masyumi yang sejak berdirinya pada 1943 bersumber dari dukungan kekuatan kelompok Islam mengusulkan pembentukan Konfederasi Partai-partai Islam.
“Dulu kita punya Masyumi yang bisa menyatukan kekuatan politik umat. Saat ini kita bisa buat semacam konfederasi Partai Partai Islam agar tidak hilang perolehan suara yang jumlahnya kalau digabung cukup signifikan,” ujar Ahmad Yani, Ketum Partai Masyumi.
Ia menjelaskan saat awal Reformasi, partai-partai Islam berusaha membuat stembus accord, yakni penggabungan suara parpol yang gagal masuk parlemen, dengan harapan suara parpol Islam jadi lebih besar di parlemen. Namun usaha itu gagal karena ditolak beberapa caleg parpol Islam yang akan kehilangan kursi jika sistem itu diterapkan.
“Kita harus sering duduk bersama untuk terus melakukan pertemuan seperti ini berkali kali, sehingga tercapai kesepakatan untuk membentuk konfederasi bersama partai-partai Islam. Jadi tidak harus digabungkan dalam satu badan,” kata Yani.
MS Kaban yang mewakili Partai Ummat juga menginginkan komunikasi parpol Islam lebih intens. “Kita bisa berkomunikasi dengan yang ada di dalam pemerintahan dan di luar pemerintahan seperti yang dulu saya alami. Dengan saling membangun komunikasi, kita bisa memecahkan masalah-masalah bangsa dan umat secara bersama. Karena umat Islam mayoritas, wajib bagi kita mengawal perjalanan bangsa ke depannya,” ujar MS Kaban.
Dalam sarasehan dan pernyataan sikap, perwakilan Partai Bulan Bintang (PBB) Raihan juga hadir dan menyepakati perlunya komunikasi intens antar-parpol Islam. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) turut diundang dalam sarasehan ini, tetapi menytakan berhalangan hadir.
Sarasehan ini rencananya berlanjut dan digelar bergantian di kantor-kantor partai Islam. Untuk agenda berikutnya, PKS bersedia menjadi tuan rumah. Semua parpol Islam diharapkan hadir di agenda ini demi
menemukan formulasi bersama dalam membangun kekuatan politik umat Islam.