ZALIMI RAKYAT, PARTAI UMMAT TOLAK KERAS KENAIKAN BBM
Partai Ummat menolak keras kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diputuskan Pemerintah sejak hari Sabtu (3/9) karena sangat memberatkan masyarakat yang sedang berjuang keluar dari krisis pendemi.
“Rakyat baru saja keluar dari pandemi, ekonomi rakyat kecil baru beranjak bersemi, langsung dihajar dengan kenaikan harga BBM. Ini jelas bukan kebijakan yang berpihak pada rakyat. Seharusnya pemerintah lebih berempati pada kesulitan yang sudah berlangsung 2,5 tahun sejak pandemi berlangsung” ujar Ridho Rahmadi.
Partai Ummat mencatat rincian kenaikan harga BBM, sebagai berikut:
- Pertalite dari Rp 7.650 per liter, menjadi Rp 10.000 per liter,
- Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan
- Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Ridho Rahmadi, mengatakan kenaikan BBM ini menunjukan pemerintahan Jokowi telah gagal mengelola ekonomi negara. Kenaikan harga BBM sudah pasti akan memicu kenaikan harga barang lainnya yang akan memberatkan rakyat.
Dengan jumlah penghasilan yang sama, kebutuhan yang bisa dibeli semakin sedikit akibat inflasi. “Di masyarakat bawah, kenaikan harga seribu atau dua ribu rupiah itu, sangatlah terasa dan memberatkan.”
Ridho Rahmadi, mempertanyakan kebijakan yang diambil Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang terus-menerus menghajar kemampuan ekonomi rakyat. “Rakyat belum bisa paham, mengapa di Indonesia harga BBM harus dinaikkaan?, padahal harga minyak dunia sedang turun. Ini sama sekali tak masuk akal.”
Ridho Rahmadi, mengutip data harga minyak mentah berjangka pada pengiriman Oktober, yaitu West Texas Intermediate (WTI) yang turun menjadi 86,61 dollar Amerika per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara untuk pengiriman November, minyak mentah berjangka Brent juga turun menjadi 92,36 dollar Amerika per barel di London ICE-Futures Exchange.
Yang paling dekat, yang bisa menjadi perbandingan, adalah negeri tetangga kita, Malaysia yang menurunkan harga minyak.
Pada bulan Agustus, Malaysia baru saja menurunkan harga BBM tipe RON97 sebesar 5 sen, yang semula seharga 4,35 ringgit menjadi 4,30 ringgit. Pemerintah Malaysia mengatakan penurunan harga minyak ini dimaksudkan untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga minyak global.
Atas dasar itu, Partai Ummat mengeritik keras Pemerintahan Jokowi yang terlihat hanya mau enaknya sendiri dalam mencari sumber pemasukan negara, sementara pada saat yang sama, terus – menerus mencekik rakyat yang sudah lama dalam kesulitan.
“Seharusnya pemerintah lebih kreatif dalam mencari sumber pemasukan APBN. Jangan cuma bisanya menaikan pajak dan menaikkan harga-harga barang yang jelas sangat memberatkan eknomi rakyat, Ujung-ujungnya rakyat juga yang jadi korban.
Pemerintah seharusnya bisa lebih inovatif, misalnya dengan meningkatkan pemberantasan korupsi serta memangkas ekonomi rakyat biaya tinggi yang memberatkan negara.
Alasan Pemerintah menaikkan harga BBM dengan dalih untuk mengurangi beban dari subsidi APBN yang makin berat, sangat tidak rasional. Disatu sisi, banyak mega proyek yang menelan APBN dikerjakan di saat situasi dan kondisi Indonesia belum membaik. Baik tingkat ekonomi maupun kepercayaan publik. Namun upaya penghematan anggaran ini tidak terlihat. Dan kini kebijakan yang diambil justru mengorbankan Rakyat.
Partai Ummat sebagai partai yang berpihak secara penuh terhadap kesejahteraan Rakyat Menolak keras Kenaikan BBM.